DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.................................................................................................
2
1.2. Rumusan
Masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN
2. 1 Kualitas dan Strategi........................................................................................3
2.2 Standar Kualitas Internasional..........................................................................4
2.3 Total Quality Management...............................................................................7
2.4 Perangkat TQM................................................................................................12
2.5 Peranan
Inspeksi..............................................................................................13
BAB 3. KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kualitas merupakan kunci keunggulan bersaing
(competitive advantage), yaitu kemampuan sebuah perusahaan untuk mencapai
keunggulan pasar. Dalam jangka panjang, keunggulan bersaing yang terjaga akan
menghasilkan kinerja di atas rata-rata (Evans & Lindsay), atau bisa juga
diartikan kualitas adalah ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau
jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan
tertentu. Kualitas suatu produk sangat menentukan prestasinya di pasaran.
Disini, akan dibahas mengenai manajemen kualitas produk dan jasa, yaitu
manajemen yang membahas aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang
menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana
pengaruh kualitas dan etika manajemen kualitas
2. Apa yang
dimaksud dengan ISO?
3. Bagaimana
mengukur TQM?
4. Bagaimana peranan
inspeksi kualitas pada perusahaan?
1.3 Tujuan
- Mengetahui
pengertian dari kualitas, pengaruh kualitas dan etika manajemen kualitas
- Mengetahui
apa saja standar kualitas internasional
- Mengetahui
pengertian TQM dan perangkatnya
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rici dan detail
mengenai manajemen kualitas produk & jasa dan berbagai perangkat TQM.
Konsep TQM merupakan konsep yang dapat memperbaiki kualitas suatu produk dalam
perusahaan dengan berbagai cara antara lain Perbaikan berkesinambungan, six
sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking dan banyak lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Kualitas dan Strategi
a. Definisi Kualitas
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini,
yang pertama kualitas berbasis pengguna dimana kualitas tergantung kepada
audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan
pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan
oleh manajer produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti
pemenuhan standar dan membuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga
adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa kualitas sebagai
variabel yang pesisi dan dapat dihitung.
b. Kualitas dan Strategi
Arnold Palmer Hospital menemukan bahwa kualitas
merupakan obat kuat untuk memperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu mambangun
strategi diferensiasi, biaya rendah, dan respon cepat sukses. Kualitas adalah
faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan. Peningkatan kualitas
membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang kemudian
akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat
perusahaan mempercepat respon mereka, merendahkan harga jual, dan meningkatkan
reputasi mereka dengan produk-produk yang berkualitas. Meningkatkan kualitas
menurunkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan
menurunkan rework, bahan yang terbuang, dan biaya garansi.
Perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di
bandingkan dengan kualitas yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh
terhadap organisasi secara keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting
adalah membangun sebuah organisasi yang dapat mencapai kualitas dan
mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Suatu strategi kualitas yang
berhasil dimulai dengan lingkungan organisasi yang membantu perkembangan
kualitas yang berhasil dan diikuti oleh pemahaman prinsip kualitas; upaya untuk
melibatkan para pekerja dalam aktivitas yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan kualitas.
2. 1.2 Pengaruh Kualitas
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan
kualitas itu penting, yaitu:
- Reputasi
Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan,
kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
- Kehandalan
Produk.
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,
memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.
- Keterlibatan
global.
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan
yang akan bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan
kualitas, desain, dan harganya secara global.
2.1.3. Biaya Kualitas
Adalah biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar
karena tidak sesuai dengan standar. Ada empat kategori utama yang dikaitkan
dengan biaya kualitas, yaitu:
- Biaya
Pencegahan
Biaya yang terkait dengan mengurangi kemungkinan komponen atau jasa
mengalami kerusakan. Contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas.
- Biaya
Penaksiran
Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan
jasa. Contoh: biaya pengujian, laboraturium, dan pemriksa.
- Kegagalan
internal
Biaya yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak
sebelum diantarkan ke pelanggan. Contoh: rework, scrap,
dan waktu tunggu akibat mesin rusak
- Biaya
eksternal
Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat.
Contoh: rework, barang yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan
kepercayaan, dan biaya pada masyarakat.
Tiga biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk
biaya eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya
produk yang berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan
Genichi berpendapat bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal
berupaya agresif di bidang kualitas.
2.1.4. Etika dan Manajeman Kualitas
Bagi seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman,
dan berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu pekerjaan yang terpenting.
Kurangnya proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas
rendah tidak hanya mengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga
dapat menimbulkan kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan
pemerintah.
Jika sebuah perusahaan yakin telah memperkenalkan sebuah produk yang
layak dipertanyakan, maka tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan
etis. Sebuah perusahaan manufaktur harus menerima tangggung jawab untuk setiap
produk berkualitas rendah atau produk-produk yang terkontaminasi yang mereka
pasarkan kepada masyarakat.
- Ada
banyak pihak berkepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran
produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang saham, para pekerja,
pelangan, pemasok, distributor dan kreditor. Dalam hal etika, setiap
perusahaan harus mengembangkan nilai inti yang menjadi panduan sehari-hari
untuk semua orang.
2.2 Standar Kualitas Internasional
2.2.1 ISO 9000
Kualitas secara global sangat penting sehingga dunia bersatu menciptakan
kualitas, ISO 9000. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem
manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO,
yaitu organisasi internasional di
bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987
oleh International
Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC)
176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem
manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima
tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to
date dan relevan untuk organisasi.
Sertifikasi ISO 9000
Untuk memiliki sertifikat ISO 9000, suatu organisasi harus melalui proses
selama 9 hingga 18 bulan yang mencakup dokumentasi prosedur kualitas, penilaian
lapangan, dan serangkaian audit yang terus berjalan terhadap produk atau jasa
yang dihasilkannya.
a. Manfaat ISO 9000:
1.
Aspek Konsistensi Pelaksanaan dan Pengawasan
1. Memberikan
pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu.
2. Memastikan
konsistensi untuk memelihara mutu produk/jasa.
3. Menetapkan
kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan
proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan
hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu
4. Aspek
Pengendalian Pencegahan
1. Menentukan
secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi
mutu
2. Mendokumentasikan
prosedur secara baik dalam menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa
atau pabrik/industri
3. Menerapkan
sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu internal dan
tinjauan manajemen yang berkelanjutan
4. Aspek
Pertumbuhan dan Pengembangan
1. Sebagai
sarana pemasaran
2. Dapat
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen/pelanggan
3. Dapat
meningkatkan citra dan daya saing perusahaan
4. Dapat
meningkatkan produktifitas mutu jasa/produk
5. Dapat
memberikan pelatihan yang sistematik kepada staf melalui prosedur dan instruksi
yang baik
6. Mengantisipasi
tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan bersama
7. Sebagai
dasar/pondasi yang mantap untuk pengembangan mutu selanjutnya menuju manajemen
mutu terpadu
b. Prinsip Manajemen Mutu ISO 9000
Prinsip 1:
Fokus Pada Pelanggan
Organisasi
tergantung pada pelanggan mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus
memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan
pelanggan dan giat berusaha melebihi harapan pelanggan.
Prinsip 2:
Kepemimpinan
Pimpinan
puncak organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat
menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Prinsip 3:
Pelibatan Orang
Orang pada
semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan
keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan
untuk manfaat organisasi.
Prinsip 4:
Pendekatan Proses
Suatu hasil
yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan
sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses
mengubah masukan (input) terukur kedalam keluaran (output) terukur melalui
sejumlah langkah berurutan yang terorganisasi.
Prinsip 5:
Pendekatan Sistem Pada Manajemen
Pengidentifikasian,
pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai
suatu sistem akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Prinsip 6:
Perbaikan Berkesinambung
Perbaikan
berkesinambung dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan
tetap dari organisasi. Perbaikan berkesinambung didefinisikan sebagai suatu
proses yang berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan/atau
efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
Perbaikan berkesinambung membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang
progresif, merespon perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sehingga
akan menjamin suatu evolusi dinamis dari sistem manajemen mutu.
Prinsip 7:
Pendekatan Fakta Pada Pengambilan Keputusan
Keputusan
yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk
menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi
sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas
implementasi sistem manajemen mutu.
Prinsip 8:
Hubungan Yang Saling Menguntungkan Dengan Pemasok
Suatu
organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang
saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan
nilai tambah.
ISO
memperbaharui standarnya pada tahun 2000 menjadi lebih seperti sistem manajemen
kualitas yang lebih terperinci dan disebut ISO 9001:2000.
2.2.2. ISO 14000
Proses internasionalisasi kualitas yang terus terbukti dengan
dikembangkannya ISO 14000. ISO 14000 merupakan standar manajemen lingkungan
yang mengandung lima elemen pokok: manajemen lingkungan, audit, evaluasi kinerja,
pelabelan, dan penilaian siklus hidup.
Standar baru ini memiliki beberapa kelebihan:
- Citra
publik yang positif dan ekspos yang berkurang terhadap kewajibannya
- Pendekatan
sistematis yang baik untuk pencegahan polusi melalui minimalisasi dampak
ekologis dari produk dan aktivitas perusahaan
- Ketaatan
dengan persyaratan peraturan dan peluang untuk mendapatkan keunggulan
bersaing
- Berkurangnya
kebutuhan untuk melakukan audit majemuk
Sertifikasi ISO 14000
Agar suatu organisasi dianugerahi ISO 14000 mereka harus diaudit secara
eksternal oleh badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus
diakreditasi oleh ANSI-ASQ, Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau
Badan Akreditasi Nasional di Irlandia.
a.
Manfaat ISO 14000:
- Pengelolaan
lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi
- Untuk
menyediakan peralatan yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga
mencerminkan organisasi yang baik.
- Dapat
mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin
timbul.
- Dapat
menekan biaya produksi, dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat memelihara
hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak yang peduli
terhadap lingkungan.
- Memberi
jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap
lingkungan.
- Dapat
meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan
memperbesar pangsa pasar.
- Menunjukan
ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang berkaitan dengan
lingkungan.
- Mempermudah
memperoleh izin dan akses kredit bank.
- Dapat
meningkatakan otivasi para pekerja.
b. Prinsip Pokok Elemen ISO 14000
a. Prinsip Pertama
Organisasi harus menetapkan kebijakan lingkungan dan memastikan
memiliki komitmen terhadap SML
b. Prinsip Kedua
Organisasi harus menyusun rencana untuk menaati kebijakan lingkungan yang
ditetapkan sendiri.
c. Prinsip Ketiga: Implementasi dan Operasi
Agar terlaksana dengan efektif, organisasi harus mengembangakan kemampuan
dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk menaati kebijakan lingkungan,
tujuan dan sasaran manajemen.
d. Prinsip keempat: pemeriksaan dan koralasi
Organisasi harus memeriksa, memantau dan mengorelasi kinerja lingkungan.
e. Prinsip kelima: kaji ulang manajemen
Organisasi harus mengkaji ulang dan terus menerus memperbaiki standart
manajemen lingkungan dengan maksud untuk menyempurnakan kinerja lingkunga yang
telah dicapai.
2.3 TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Untuk membuat suatu produk yang benar-benar berkualitas baik, diperlukan
adanya system keseluruhan yang baik dari perusahaan. Perusahaan perlu
menciptakan suatu system untuk menciptakan produk yang memiliki kualitas secara
total yaitu TQM (Total Quality Management).
o Pengertian ‘Total’
Menunjukkan bahwa TQM merupakan strategi operasional menyeluruh yang
melibatkan semua jajaran dan karyawan perusahaan, untuk mencapai kualitas
produk yang maksimal.
o Pengertian ‘Quality’
Bukan sekedar menghasilkan produk bebas cacat, tetapi TQM lebih
menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisakn oleh pelanggan, bukan
organisasi ataupun lainnya. Tantangan TQM adalah menyajikan kualitas tinggi
bagi pelanggan.
o Pengertian ‘Manajemen’
Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan
pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit.
Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas
yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM
menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin
terus meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi
pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki
produktivitas dan efisiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai
kesuksesan, dinilai berhasil manakala mutu dari suatu pekerjaan meningkat lebih
baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan
dengan hasil kerja berupa produk jasa lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya,
dan lebih efisien yang bisa diartikan lebih murah biaya produksinya atau input
lebih kecil daripada outputnya.
Ada 5 unsur utama dalam TQM :
1. Berfokus pada pelanggan
Pelanggan adalah sosok yang dilayani. Perhatian dipusatkan pada kebutuhan
dan harapan pelanggan. Untuk perusahaan yang akan menjalankan TQM, harus
mengetahui karakteristik para pelanggannya, untuk bisa mengetahui kebutuhan dan
keinginan pelanggannya.
2. Perbaikan pada proses
sistematik
Hal ini menunjuk pada kondisi hendaknya setiap kegiatan dilaksanakan
dengan baik, cermat, dan hasilnya dievaluasi kemudian dibandingkan dengan
standar mutu yang ditentukan sebelumnya. Intinya harus ada keterbukaan dan
kesediaan berubah guna mencapai hasil yang terbaik.
3. Pemikiran jangka panjang
Hal ini menunjuk pada visi dan misi perusahaan, yang harus dirumuskan dan
dicapai bersama oleh segenap unsur perusahaan, untuk jangka panjang.
4. Pengembangan sumber daya
manusia
Semua anggota dan unsur perusahaan harus mempunyai kualitas kerja yang
bagus, dan harus menguasai kompetensi sesuai dengan tugasnya masing-masing.
5. Komitmen pada mutu
Semua kegiatan dalam perusahaan, harus diorientasikan pada pencapaian
mutu. Semua unsur perusahaan harus mempunyai kesadaran dan tanggungjawab untuk
mencapai mutu kinerja masing-masing dengan sebaik-baiknya. Sehingga dengan
adanya hal tersebut, mereka tidak akan mudah menyerah dengan kendala yang akan
dihadapi.
2.3.1 Manfaat Program TQM
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf
organisasi.
Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
1) Sedikit atau bahkan tidak
memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
2) Kepedulian terhadap
pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3) Kepuasan pelanggan terjamin.
Manfaat TQM bagi institusi adalah:
1)
Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
2) Staf
lebih termotivasi
3)
Produktifitas meningkat
4)
Biaya turun
5)
Produk cacat berkurang
6)
Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
1)
Pemberdayaan
2)
Lebih terlatih dan berkemampuan
3)
Lebih dihargai dan diakui
Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh
institusi di masa yang akan datang adalah:
1)
Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower)
2)
Membantu terciptanya tim work
3)
Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
4)
Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
5)
Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan,
Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep
Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM
- Perbaikan
Berkesinambungan
TQM membutuhkan perbaikan berkesinambungan yang tidak pernah berhenti
yang mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi
ini adalah setiap aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan
akhirnya adalah kesempurnaan yang tidak akan pernah dapat diraih, tetapi selalu
diupayakan.
Plan-Do-Check-Act
Walter Shewhart, pelopor manajemen kualitas, mengembangkan sebuah model
lingkaran yang dikenal sebagai PDCA (plan, do, check, act) yang menurutnya
adalah suatu perbaikan berkesinambungan versinya sendiri.
- Six
Sigma
Six sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas,
dan menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh
yaitu suatu strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, disiplin
karena mengikuti six sigma improvement model formal, dan sekumpulan perangkat
(lembar perangkat, diagram sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir,
histogram, dan statistical process control/SPC) untuk memperoleh dan
mempertahankan kesuksesan dalam bisnis.
Metodologi Six Sigma
Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju target Six
Sigma dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu
pengetahuan dan fakta (systematic, scientific and fact based)dengan
menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran sehingga ekspektasi dan
kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (Simon, 2005). Saat ini terdapat dua
pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma, yaitu :
1. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)
Metodologi DMAIC digunakan saat sudah terdapat produk atau proses
di perusahaan, namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh
pelanggan.
- Define,
menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
- Measure, mengukur
proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami
perbaikan.
- Analyze, menganalisa
dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.
- Improve,
memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atauu
kegagalan.
- Control,
mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.
2. DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify)
Metodologi DMADV dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang
belum terdapat produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki
produk maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi (menggunakan DMAIC ataupun
metode yang lain) namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang
ditetapkan berdasarkan pelanggan atau sigma level.
- Define, menentukan
tujuan proyek
- Measure, mengukur
dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
- Analyze, menganalisa
beberapa proses pilihan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Design, merancang
proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Verify, menguji
kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
3. Pemberdayaan Pekerja
Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah
proses produksi. Secara konsisten, literatur bisnis menyatakan 85% permasalahan
kualitas terletak pada bahan dan proses, bukan pada kinerja pekerja. Oleh
karena itu, tugas yamg diperlukan adalah merancang peralatan dan proses yang
dapat memproduksi kualitas yang diinginkan.
Saat terjadi ketidakcocokan kualitas, kesalahannya jarang terletak pada
para pekerja. Entah produknya dirancang dengan salah atau pekerjanya tidak
dilatih dengan benar. Walaupun pekerja dapat membantu menyelesaikan masalah,
jarang terjadi kasus dimana pekerja yang menyebabkan masalah tersebut.
Teknik untuk memberdayakan pekerja yaitu :
- Membina
jaringan komunikasi yang melibatkan pekerja
- Membentuk
para penyelia yang bersikap terbuka dan mendukung
- Memindahkan
tanggung jawab dari manajer dan tsaf kepada para pekerja di bagian
produksi
- Membangun
organisasi yang memiliki moral yang tinggi
- Menciptakan
struktur organisasi formal sebagai tim-tim dan lingkaran-lingkaran
kualitas
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan pemilihan standar kinerja yang
mempresentasikan kinerja terbaik dari suatu proses atau aktivitas. Benchmarking
meliputi pemilihan standar produk, jasa, biaya atau kebiasaan yang mewakili
suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas serupa dengan proses atau
aktivitas Anda. Langkah menetapkan benchmark antara lain:
- Menetapkan
apa yang akan dijadikan benchmark
- Membentuk
tim benchmark
- Mengidentifikasi
mitra-mitra benchmark
- Mengumpulkan
dan menganalisis informasi benchmark
- Mengambil
tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark
Ukuran-ukuran kinerja khusus yang digunakan dalam benchmark meliputi
persentase cacat, biaya per unit atau per pesanan, waktu proses per unit, waktu
respon layanan, imbal hasil investasi, tingkat kepuasan pelanggan, dantingkat
ingatan pelanggan.
Benchmarking internal dilakukan saat sebuah organisasi cukup dan
memiliki bayak divisi atau unit bisnis. datanya biasanya jauh lebih mudah
diakses daripada data dari luar perusahaan luar dan terdapat suatu unit
internal yang memiliki kinerja lebih tinggi dan dapat diteladani.
5. Just in Time (JIT)
Konsep JIT diadakan untuk perbaikan berkesinambungan dan penyelesaikan
masalah. Dalam konsep JIT, barang diproduksi dan diantarkan saat mereka dibutuhkan
(saat ada permintaan). JIT berkaitan dengan kualitas dalam tiga hal:
- JIT
memangkas biaya kualitas. Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi
persediaan dan biaya akibat barang yang rusak berkaitan langsung dengan
persediaan yang ada. Dengan penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit
persediaan, biayanya juga lebih rendah. Selain itu, persediaan
menyembunyikan kualitas yang buruk.
- JIT
meningkatkan kualitas. Karena mempersingakat lead time,
JIT juga menjaga bukti kesalahan tetap baru dan membatasi jumlah sumber
kesalahan yang potensial. Oleh karena itu, JIT menciptakan sebuah sistem
peringatan akan adanya permasalahan kualitas, baik dalam perusahaan maupun
dengan para penjual.
- Kualitas
yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT
yang lebih baik dan mudah digunakan. Tujuan memiliki persediaan adalah
melindungi kinerja produksi yang buruk yang disebabkan oleh kualitas yang
tidak dapat diandalkan. Jika kualitasnya konsisten, maka JIT membuat
perusahaan dapat mengurangi semua biaya yang terkait pada persediaaan.
6. Konsep Taguchi
Genichi Taguchi memberikan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki
kualitas produk dan proses, yaitu ketangguhan kualitas (quality robustness),
fungsi kerugian kualitas (quality loss function-QLF) dan kualitas
berorientasi sasaran (target-oriented quality)
Produk berkualitas tangguh (quality robust) adalah produk yang
dapat diproduksi secara beragam dan konsisten dalan segala kondisi manufaktur
dan lingkungan yang kurang baik dan bukan menghilangkan penyebabnya. Taguchi
menyarankan bahwa menghilangkan pengaruh biasanya lebih murah daripada
menghilangkan penyebab, dan lebih efektif dalam memproduksi produk yang
tangguh. Dengan cara ini, variasi kecil dalam bahan dan proses tidak akan
mengganggu kualitas produk.
Quality loss function (QLF) mengidentifikasikan semua biaya yang
berkaitan dengan kualitas rendah dan menunjukan bagaimana biaya ini meningkat
jika kualitas produk semakin jauh dengan keinginan pelanggan. Biaya ini
tidak hanya meliputi ketidakpuasan pelanggan, tetapi juga biaya garansi dan
jasa, biaya pemeriksaan internal, perbaikan, scrap, dan biaya-biaya yang
dianggap sebagai biaya bagi masyarakat. Kualitas berorientasi sasaran
(target-oriented quality) merupakan sebuah filosofi perbaikan terus menerus
untuk membuat kualitas produk tepat sesuai dengan sasaran.
2.4 Perangkat TQM
- Lembar
periksa, adalah suatu formulir yang dirancang untuk mencatat data.
Karakteristik
- Data
dapat dicatat dengan mudah
- Data
dapat dipahami dengan mudah
- Mencegah
terjadinya data hilang (missing data)
- Dapat
menentukan sumber persoalan
- Memungkinkan
pemecahan persoalan dengan cepat
- Dipakai
untuk memeriksa beberapa item secara bersamaan
- Memungkinkan
pengklasifikasian/penstrataan data
- Diagram
sebar, menunjukkan hubungan antara dua pengukuran.
Langkah-langkah pembuatan Diagram Tebar
- Langkah
1: Kumpulkan data dan masukkan dalam table
- Langkah
2: Gambarkan sumbu tegak dan sumbu datar beserta skala dan keterangannya
- Langkah
3: Gambarkan titik-titik koordinat data tersebut
- Diagram
sebab-akibat (diagram Ishikawa/diagram tulang ikan), adalah sebuah teknik
skematik yang digunakan untuk mengetahu letak-letak masalah kualitas yang
mungkin.
Manfaat:
- Mengorganisasikan
dan menghubungkan faktor-faktor
- Sebagai
sarana untuk urun pendapat (brainstorming)
- Melibatkan
setiap orang yang terkait
Kekurangan:
- sangat
kompleks
- Memerlukan
dedikasi dan kesabaran
- Bisa
jadi sulit dalam memfasilitasinya
- Diagram
pareto, adalah sebuah metode untuk metode untuk mengelola kesalahan,
masalah, atau cacat guna membantu memusatkan perhatian untuk upaya
penyelesaian masalahnya. Prosedur:
- Tetapkan
klasifikasi data
- Tentukan
kerangka waktu
- Kumpulkan
data
- Rangking
penyebab-penyebab (causes)
- Bangun
Tabel
- Gambarkan
Histogram
- Diagram
alir (flow chart), diagram kotak yang secara grafis menggambarkan
sebuah proses atau sistem. Manfaat:
- Untuk
memahami proses
- Mengidentifikasi
perbaikan yang mungkin dapat dilakukan
- Membantu
pekerja untuk mengetahui, dimana posisi mereka di dalam proses
- Membangkitkan
dukungan melalui partisipasi
- Histogram
Histogram merupakan alat yang menggambarkan penyebaran distribusi
frekuensi, yaitu pengaturan data berdasarkan magnitude, berupa grafik balok.
Balok-balok yang terdapat dalam histogram dihasilkan dari persamaan sturge yang
memberikan jumlah kelas-kelas data yang terdapat dalam grafik histogram setelah
kita mendapatkan perkiraan jumlah kelas, dapat diperoleh interval kelas dengan
membagi range data dengan jumlah kelas yang diperoleh.
Statistical Process Control (SPC) atau Pengendalian
Proses Statistikal adalah seperangkat alat pemecahan masalah yang baik, berguna
dalam mencapai stabilitas proses dan memperbaiki kapabilitas melalui
pengurangan variabilitas.
2.5 Peranan Inspeksi
Peranan Inspeksi
Sebuah sistem operasi yang baik mempunyai suatu pengendalian atas proses
yang dilakukan. Tugas manajemen operasi bukan hanya membuat sistem-sistem,
namun juga memastikan sistem tersebut memenuhi standar dengan inspeksi. Inspeksi ialah
suatu cara memastikan operasi telah mencapai kualitas yang diharapkan.
Inspeksi meliputi pengukuran, perasaan, perabaan, penimbangan, atau
pemeriksaan produk dengan tujuan menemukan proses yang buruk sesegera mungkn.
Perlu diingat, inspeksi tidak memperbaiki kekurangan dalam sistem atau atau
cacat pada produk atau mengubah suatu produk dan meningkatkan nlainya. Inspeksi
hanya berfungsi menemukan kekurangan atau cacat.
Inspeksi utamanya berfokus pada dua masalah besar, yaitu (1)
Kapan inspeksi dilakukan dan(2) Dimana inspeksi dilakukan.
Memutuskan kapan dan dimana inspeksi dilakukan bergantung pada jenis proses dan
nilai tambah pada setiap tahap. Inspeksi dapat dilakukan pada salah satu tuitik
berikut:
- Di
pabrik pemasok saat pemasok melakukan proses produksi
- Saat
menerima produk dari pemasok (supplier)
- Sebelum
melakukan proses yang mahal dan tidak dapat dikembalikan
- Selama
tahap-tahap proses produksi
- Saat
produk selesai dibuat
- Sebelum
pengantaran ke konsumen
- Pada
titik kontak dengan pelanggan
Meski begitu, inspeksi bukanlah solusi sempurna yang tidak memiliki
kekurangan. Pada suatu percobaan, 110 produk cacat digabungkan dengan lot
produk yang sempurna kemudian dilakukan inspeksi. Hasilnya, pada inspeksi
pertama, pengawas hanya menemukan 68 barang cacat, tiga kali tahap inspeksi
untuk menemukan 30 barang cacat berikutnya, dan 2 barang cacat tidak pernah
ditemukan. Karena itu, proses yang baik dan pemberdayaan pekerja merupakan
solusi yang lebih baik daripada melakukan inspeksi.
Inspeksi terbaik adalah inspeksi yang dilakukan pada sumber produksi. Hal
ini disebut inspeksi sumber. Idenya adalah setiap pemasok, proses, dan pekerja
memperlakukan langkah berikutnya dalam proses sebagai pelanggan sehingga
memastikan produknya tiba dengan sempurna di pelanggan sebenarnya.
Inspeksi dapat dibantu dengan dengan penggunaan daftar periksa dan pengendalian
seperti perangkat yang aman dari kesalahan yanag disebut poka-yoke. Poka-yoke adalah
alat atau teknik bebas kesalahan yang memastikan produksi produk yang baik
setiap saat. Contohnya mulut selang pompa bensin, ukuran standar kartos kentang
gorang di McDonald’s, dan perlatan paket operasi di rumah sakit.
Pada organisasi berorientasi jasa, titik inspeksi ditetapkan pada lokasi
yang luas. Inspeksi terbagi dua berdasarkan karakteristik kualitas. Inspeksi
atribut adalah inspeksi yang menggolongkan barang cacat atau baik
tanpa mencantumkan keterangan derajat kecatatan. Inspeksi variabeladalah
inspeksi yang menggolongkan barang ke dalam suatu kontinum seperti dimensi,
ukuran, berat, kecepatan, dan kekuatan.
BAB III
PENUTUP
3.
Kesimpulan
Dari
pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain: Kualitas
merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Total Quality Management (TQM) mengacu pada
penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok
hingga pelanggan. Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan
berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time
(JIT), konsep Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM
DAFTAR PUSTAKA
Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Int’l
Chase, Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations
Management for Competitive Advantage, 10th ed, Mc
Graw Hill
www.google.com/manajemen+kualitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar