Minggu, 26 Oktober 2014

REKRUTMEN DAN SELEKSI

A.      Rekrutmen
1.      Pengertian dan tujuan
       -Pengertian
Rekrutmen merupakan serangkaian proses mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan dan keahlian yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.
-Tujuan
Untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.

2.    Alasan-alasan dasar rekrutmen
a.    Berdirinya organisasi baru
b.    Adanya perluasan kegiatan organisasi
c.    Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
d.   Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain
e.    Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebagai tindakan punitif
f.     Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun
g.    Adanya pekerja yang meninggal dunia.

3.  Prinsip-prinsip rekrutmen
a.       Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai
b.      Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia.
c.       Biaya yang diperlukan diminimalkan.
d.      Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan
e.       Flexibility
f.       Pertimbangan-pertimbangan hukum

4.  Kendala-kendala dalam proses rekrutmen
a.    Karakteristik organisasi
       Karakteristik organisasi akan menentukan desain dan pelaksanaan sistem rekrutmen dalam organisasi. Karakteistik organisasi tercermin dari sistem nilai, norma dan budaya perusahaan, filosofi organisasi, visi dan misi organisasi serta tujuan dan strategi organisasi.
b.     Kebijakan-kebijakan organisasi
1.      Promosi => memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengisi lowongan pekerjaan, hal ini akan meningkatkan moral dan partisipasi karyawan serta membantu kegiatan “pemeliharaan” para karyawan.
2.      Kompensasi=> besarnya kompensasi yang ditawarkan perusahaan akan mempengaaruhi minat pencari kerja untuk menjadi pelamar serius
3.      Status karyawan=> kebijakan penerimaan karyawan dengan status tertentu akan mempengaruhi minat atau keinginan para pelamar kerja.
4.      Penerimaan tenaga lokal=> kebijakan ini dimaksudkan untuk lebih terlibat dengan masyarakat dan lingkungan disekitar perusahaan, sehingga sulit bagi karyawan luar untuk melamar kerja pada perusahaan tersebut.
c. Rencana-rencana SDM
     menguraikan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dipenuhi melalui penarikan, dengan merinci persediaan keterampilan, rencana latihan, penembangan, serta promosi dan transfer

d. Kondisi pasar tenaga kerja
     Kondisi pasar tenaaga kerja mempengaruhi harga tenaga kerja dan biaya-biaya perekrutan.

e.  Kondisi lingkungan eksternal
Apabila  ingin bertahan hidup maka organisasi harus beradaptasi dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan tersebut seperti kondisi ekonomi, politik sosial budaya, konsumen, pemasok,pemerintah, pesaing, lembaga keuangan, karyawan, pemegang saham, dewan komisaris, faktor demografi, gaya hidup, teknologi dan dimensi internasional.

f. Persyaratan-persyaratan jabatan
untuk menarik tenaga-tenaga terampil adalah lebih sulit daripada tenaga tenaga tidak terampil, untuk itu bagian personalia penting memilih cara terbaik dalam program penarikan dengan batasa-batasan yang ada.

g.  Kebiasaan-kebiasaan pelaksana penarikan
     Para pelaksana penarikan memerlkan umpan balik positip dan negatif , agar mereka tidak hanya menggantungkan diri pada kebiasaan yang telah terbentuk.

h.   Biaya rekrutmen organsasi
Masalah biaya dapat menjadi kendala tersendiri bagi organisasi  yang ingin memperbaharui tenaga kerja karena tuntutan pekerjaan. Ada alternatif baru bagi organisasi yang memiliki anggaran terbatas, tetapi ingin memperoleh pelamar-pelamar yang berkualitas dan handal, yaitu dengan melalui biro pencari tenaga kerja online atau bursa kerjaonline yang di Indonesia masih terglong barang baru.
i.    Tuntutan tugas
       Kendala terakhir yang perlu dipertimbangkan oleh para pencari tenaga kerja ialah tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru itu. Tidak akan ada yang menyanggah bahwa mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman biasanya lebih sukar dibandingkan mencari tenaga kerja yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya.
       Hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam kaitan ini antara lain:
1)   Para manajer yang memerlukan tenaga kerja baru sering hanya mengatakan agar para pencari tenaga kerja berusaha mencari tenaga kerja baru yang paling memenuhi syarat. Pernyataan yang terlalu umum seperti itu sering menempatkan pencari tenaga kerja pada posisi yang sulit karena sukarnya menerjemahkan keinginan para manajer itu dalam praktek rekrutmen.
2)   Sering dalam mengelola sumber daya manusia pengertian “berpengalaman sekian tahun” diidentikkan dengan “memiliki masa kerja sekian tahun”. Padahal kedua hal tersebut berbeda sekali. Artinya, jika seseorang tidak bertumbuh dalam kemampuan, keterampilan dan kematangan jiwa, seseorang bisa saja mempunyai masa kerja bertahun-tahun, tetapi sesungguhnya yang bersangkutan tidak punya pengalaman apa-apa.
3)   Mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman memerlukan waktu, tenaga dan mungkin juga biaya yang besar. Oleh karena itu perlu diyakini benar terlebih dahulu bahwa pengalaman yang dipersyaratkan itu benar-benar dituntut oleh pekerjaan yang sedang lowong.
4)   Tenaga kerja yang sudah berpengalaman akan menuntut imbalan yang cukup tinggi berdasarkan harapan dan persepsi yang bersangkutan tentang imbalan yang wajar diterimanya. Jika tidak, yang bersangkutan sangat mungkin tidak berminat bekerja pada organisasi yang berusaha merekrutnya,
5)   Jika ternyata kemudian  bahwa tenag kerja baru itu dipekerjakan pada satuan kerja yang tidak menuntut pengalaman seperti dipersyaratkan pada waktu direkrut, sangat mungkin tenaga kerja baru itu akan bosan atau bahkan tidak bertahan lama dalam organisasi. Jika hal seperti itu terjadi berarti waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk merekrutnya merupan pemborosan yang sulit dipertanggungjawabkan.
Jelaslah bahwa berbagai kendala yang mungkin dihadapi dalam rekrut tenaga kerja baru harus dipertimbangkan secara matang karena hanya dengan demikianlah waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang dicapai, yaitu tersedianya tenaga kerja baru yang memenuhi berbagai persyaratan dan tuntutan tugas yang akan dilaksanakan.

5.    Sumber-sumber rekrutmen
a.    Internal
dicari dan diseleksi dari tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini.
keuntungan. 
Pertama, tenaga kerja yang direkrut sudah memahami organisasi dengan baik sehingga proses penyesuaian menjadi lebih mudah dan kemungkinan berhasil semakin tinggi.  
Kedua, cara ini akan mendorong semangat kerja, loyalitas, dan komitmen kerja yang semakin tinggi.
 Ketiga,biasanya rekrutmen internal lebih murah dibandingkan dengan cara eksternal.
b.    Eksternal
a.    walk-ins: datang sendiri ke perusahaan
b. rekomendasi karyawan
c. pengiklanan
d.    Agen-agen penempatan tenaga kerja
e.     Nepotisme=> Pemberian jabatan kepada famili
f.    Lembaga pendidikan
g. organisasi-organisasi karyawan
h. asosiasi-asosiasi profesional
i. operasi-operasi militer: personalia terlatih dari dinas militer yang telah habis masa tugasnya
j.   Sewa (Leasing)
       Teknik ini bisa dipakai pada organisasi yang ingin melakukan penghematan dari segi anggaran sumber daya manusia, seperti menghemat dana pensiun, asuransi, insentif, atau tunjangan lainnya.
k.    Open hause
       Organisasi membuka kesempatan pada orang luar di sekitar organisasi untuk datang mengunjungi dan melihat fasilitas yang ada.


6.    Teknik-teknik rekrutmen
       Teknik-teknik rekrutmen, baik disektor publik maupun swasta, dapat dilakukan melalui asas disentralisasikan atau didesentralisasikan, tergantung kepada keadaan (besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja yang hendak direkrut.
a.    Teknik rekrutmen yang disentralisasikan
       Jika instansi tersebut mempunyai beberapa ribu pekerja, dan jika departemen-departemen yang berbeda merekrut sejumlah besar pekerja juru ketik dan teknis bagi tipe kedudukan yang sama, rekrutmen disentralisasikan akan lebih sering dipakai karena lebih efisien biaya. Jika rekrutmen disentralisasikan, instansi yang mengelola sumber daya manusia itu akan bertanggung jawab untuk meminta dari para manajer akan perkiraan-perkiraan periodik mengenai jumlah dan tipe pekerjaan-pekerjaan baru yang bibutuhkan di waktu akan datang.
       Dalam kenyataanya, proyeksi yang tepat mengenai kebutuhan-kebutuhan baru tidak mudah karena beberapa hal, seperti:
1)   Krisis politik atau pemotongan anggaran yang dapat secara drastis mempengaruhi kebutuhan-kebutuhan rekrutmen, dan karenanya berpengaruh terhadap kualitas daripada perkiraan.
2)   Para manajer cenderung memperkirakan terlalu tinggi jumlah pekerja yang mereka butuhkan, hanya karena menurut pandangan mereka lebih baik mempunyai banyak pelamar daripada terlalu sedikit. Hal ini tentu bertentangan dengan keinginan dari instansi-instansi yang menangani sumber daya manusia di tingkat pusat untuk mengurangi biaya seleksi dengan cara mengurangi jumlah pelamar pada jumlah minimum yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa semua posisi yang tersedia diisi dengan pelamar-pelamar yang berkualitas.
3)   Posisi-posisi yang spesial membutuhkan sejumlah besar pelamar karena suatu persentase yang tinggi dari para pelamar mungkin ditolak oleh instansi yang menyeleksi karena tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang spesialisasi dari posisi tersebut, walaupun mereka memenuhi persyaratan masuk yang umum.
       Atas pertimbangan-pertimbangan itu, instansi manajemen sumber daya manusia tingkat pusat akan mengeluarkan pengumuman perihal lowongan kerja yang tersedia. Untuk memenuhi peraturan perundangan Affirmative Action yang menghendaki perwakilan yang proporsional maka setiap pengumuman pekerjaan harus memasukkan  informasi seperti:
1)   Jenis pekerjaan, kualifikasi dan besarnya gaji
2)   Lokasi tugas (unit geografis dan organisasi)
3)   Gambaran dari kewajiban-kewajiban kerja
4)   Kualifikasi minimal
5)   Tanggal mulai kerja
6)   Prosedur-prosedur pelamaran
7)   Tanggal penutup bagi penerimaan pelemaran-pelamaran.

b.    Teknik rekrutmen yang didesentralisasikan
       Rekrutmen yang didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relatif lebih kecil. Kebutuhan-kebutuhan rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi mempekerjakan  berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara ini selalu dipakai untuk posisi-posisi khas profesional, ilmiah dan administratif bagi suatu instansi tertentu. Selama masa resesi, dimana permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat tetepi lowongannya terbatas, maka penggunaan rekrutmrn dengan cara ini lebih efektif. Kelemahannya, para pimpinan tingkat pusat akan kehilangan kendali mengenai apakah proses rekrutmen itu dijalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan memperhatikan nilai yang hendak diutamakan  oleh AA atau tidak.
       Beberapa instansi menggunakan kombinasi dari dua jenis rekrutmen, baik yang disentralisasikan maupun didesentralisasikan. Berarti pengendaliannya menjadi lebih ketat, dan pada waktu bersamaan akan memberikan kepada instansi-instansi kesempatan melakukan rekrutmen yang lebih tepat waktu dan fleksibel. 


B.     Seleksi
1.    Pengertian seleksi
Seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak untuk menempati lowongan pekerjaan
2.    Tujuan seleksi
Seleksi bertujuan memilih tenaga kerja yang diinginkan (berkualitas) sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3.    Faktor-faktor yang harus diperhitungkan          
a.    Penawaran tenaga kerja atau tantangan suplay
       bukan merupakan hal yangt mustahil bahwa jumlah pelamar kurang dari yang diharapkan. kemungkinan hal ini terjadi karena imbalan yang rendah atau karena sifat pekerjaan yang menuntut spesialisasi tinggi sehingga tidak banyak pencari kerja yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan meskipun imbalannya cukup tinggi pula. Dan karena persyaratan yang harus dipenuhi memang berat, atau karena mutu para pelamar rendah.
b.    Tantangan etika
tidak mustahil perekrut dihadapkan kepada berbagai godaan seperti menerima hadiah, disogok para pelamar, mengatrol nilai seleksi dari pelamar yag mempunyai hubungan darah atau kaitan primodial lainnya atau hal-hal lain yang mengakibatkan seorang perekrut mengambil keputusan didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan yang subjektif.
       
c.    Tantangan organisasional
       Besar kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk belanja pegawai menentukan berapa pegawai baru yang boleh direkrut, untuk memangku jabatan apa dan melakukan pekerjaan apa.
d.   Kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan
       Diberbagai negara atau masyarakat, masih saja terdapat praktek-praktek pemanfaatan sumber daya manusia yang sifatnya diskriminatif. Adakalanya praktek diskriminatif itu berdasarkan kepada warna kulit, atau daerah asal, atau latar belang sosial. Dengan kata lain terhadap sekelompok masyarakat yang diidentifikasikan sebagai minoritas diberlakukan batasan-batasan tertentu sehingga mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan warga masyarakat lainnya untuk memperoleh kenyataan. Secara etika dan moral tentunya praktek diskriminatif tersebut tidak dapat dibenarkan. Tidak ada alasan apapun yang membenarkan tindakan dan praktek demikian.

4.    Proses seleksi
a.    Peyaringan pelamar
Lamaran kerja yang lengkap memberikan informasi awal mengenai pelamar kerja, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, minat, dan posisi yang diinginkan, serta keahlian khusus pelamar. Informasi yang relevan perlu dimasukkan untuk bahan pertimbangan selanjutnya.
b.    Tes-tes penerimaan
1.   Tes-tes psikologis
Tes kecerdasan, kepribadian, bakat, minat, dan prestasi
2.      tes-tes pengetahuan
3.      performance test : cth tes mengetik untuk calon mengetik

c.    Wawancara
 -tahapan wawancara: persiapan wawancara, pengarahan atauj penciptaan hubungan, pertukaran informasi, terminasi dan evaluasi.
-kesalahan-kesalahan pewawancara yang harus dihindari: halo effect, leading question, personal biases, dan dominasi pewawancara.
d.   Evaluasi latar belakang dan referensi
       Evaluasi ini ingin mengetahui kebenaran informasi yang diberikan oleh pelamar kerja. Jika pelamar kerja menyebutkan referensi, manajer dapat mengecek referensi yang disebutkan. Manajer juga dapat menggunakan sumber lain untuk mengonfirmasi kebenaran informasi yang disebutkan pelamar.
-personal references: tentang karakter pelamar, biasanya diberikan oleh keluarga, atau teman-teman terdekat baik yang ditunjuk pelamar sendiri, atau diminta perusahaan
-employment references: mencangkup latarbelakang atau pengalaman kerja pelamar
e.    Wawancara mendalam
       Wawancara mendalam dilakuakan untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang pelamar. Hal ini dapat pula digunakan untuk mengonfirmasikan kebenaran informasi yang diberikan secara tertulis. Wawancara bisa menjadi tidak efektif bila. Pertama, pewawancara memiliki kedudukan yang lebih kuat dibanding yang diwawancarai dimana pelamar akan merasa gugup dan canggung dalam menghadapi wawancara sehingga mempengaruhi hasil penilaian pelamar. Dengan demikian kemampuan sebenarnya dari pelamar tidak terlihat. Kedua,  karena wawancara menentukan nasib pelamar maka pelamar akan menunjukkan hal yang baik-baik saja. Ketiga, pewawancara sering memberikan pernyataan yang tidak relevan sehingga pelamar akan memberikan jawaban panjang lebar dan menghamburkan tujuan yang sebenarnya. Wawancara yang baik memfokuskan pada upaya melihat kemampuan calon tenaga kerja dan persyaratan kerja. Wawancara semacam itu diharapkan dapat melihat kemungkinan keberhasilan  calon dalam menjalankan pekerjaannya.
f.     Tes kesehatan atau fisik
       Tes ini tidak kalah penting dengan tes lain. Meskipun begitu, semua calon tenaga kerja harus menjalankan tes untuk melihat apakah calon memiliki penyakit atau tidak. Tes ini dapat dilakukan pada saat awal atau akhir, tergantung pada apa yang diharapkan organisasi dari program seleksi secara keseluruhan.
g.    Pengambilan keputusan manjemen

         Jika pelamar sudah menjalankan beberapa tes, pelamar siap bergabung dengan organisasi. Organisasi akan mengambil keputusan dengan menawarkan tenaga kerja dengan beberapa cara seperti pemberitahuan lewat pos, telepon, media massa, atau pengumuman di tempat seleksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar